Sabtu, 01 September 2012
1 April 2012
FILSAFAT DAN PERANNYA DALAM PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN ISLAM
Oleh: Syamsul Kurniawan/dishare ke blog HD
KATA filsafat bukan barang asing
lagi, karena lazim dipakai dalam percakapan sehari-hari. Meskipun demikian
perlu diketahui rangkaian, pembahasan, dan pemikiran apa yang terdapat di
dalamnya. Karena filsafat berkonotasi dengan akar kata yang abstrak yang mengandung
nilai-nilai dasar tertentu, sangat penting bagi kita untuk mengetahui apa itu
filsafat.
Menurut bahasa, istilah filsafat
merupakan padanan kata falsafah (Bahasa Arab) dan philosophy
(Bahasa Inggris), berasal dari bahasa Yunani philosophia merupakan
kata majemuk yang terdiri dari kata philos dan sophia. Kata philos
berarti kekasih, bisa juga berarti sahabat. Adapun sophia berarti
kebijaksanaan atau kearifan, bisa juga berarti pengetahuan. Jadi secara harfiah
philosophia berarti yang mencintai kebijaksanaan atau sahabat
pengetahuan.
Menurut istilah filsafat sering
dimaknai sebagai pandangan hidup seseorang atau sekelompok orang yang merupakan
konsep dasar mengenai kehidupan yang dicita-citakan. Filsafat juga diartikan
sebagai suatu sikap seseorang yang sadar dan dewasa dalam memikirkan segala
sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh
dengan segala hubungan. Maka ciri-ciri berfikir secara filsafat: (1)
Berfikir dengan menggunakan disiplin berpikir yang tinggi; (2) Berfikir secara
sistematis; (3)Menyusun suatu skema konsepsi, dan (4) Menyeluruh.
Dalam sejarah perkembangan ilmu,
dapat disimpulkan bahwa kemunculan ilmu adalah karena ketidakpuasan ilmuan/
filsuf terhadap penemuan kebenaran oleh para ilmuan/filsuf sebelumnya.
Ringkasnya dapat dikatakan bahwa ilmu merupakan bentuk-bentuk perkembangan
filsafat. Hasil kerja filosofis menjadi pembuka bagi lahirnya suatu ilmu, oleh
karenanya, filsafat disebut juga sebagai induk ilmu (mother of science),
demikian pula dalam konteks pengembangan pendidikan.
Pada konteks ini, filsafat
mempertanyakan, menilai metode-metode pemikiran ilmiah serta mencoba menetapkan
nilai dan pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan (Lewis White Beck
seperti dikutip dalam The Liang Gie, 2010: 57). Menurut Noeng Muhadjir (2006:
65), fungsi filsafat adalah untuk memberikan landasan filosofik dalam memahami
konsep dan teori sesuatu disiplin ilmu dan membekali kemampuan untuk membangun
teori ilmiah. Dalam kaitannya dengan ilmu, filsafat tidak lebih dari cara
pandang atau perspektif filosofis terhadap ilmu.
Bidang filsafat mencakup
epistimologi, aksiologi, dan ontologi (Amsal Bachtiar, 2007). Dalam ranah
pendidikan Islam, ketiga bidang filsafat ini perlu dijadikan landasan
filosofis, terutama untuk kepentingan pengokohan dan pengembangan pendidikan
Islam itu sendiri. Filsafat ilmu bagi pendidikan Islam berarti penerapan metode
filsafat ilmu meliputi ontologi, epistemologi dan aksiologi terhadap keilmuan
pendidikan Islam.
Relevansinya dengan pengembangan
pendidikan Islam
Ahmad Tafsir (2000: 14) memberi
penjelasan tentang perbedaan antara filsafat dan ilmu (sains), dan filsafat
pendidikan Islam. Menurutnya filsafat ialah jenis pengetahuan manusia
yang logis saja, tentang obyek-obyek yang abstrak. Ilmu ialah jenis pengetahuan
manusia yang diperoleh dengan riset terhadap obyek-obyek empiris;
benar tidaknya suatu teori ilmu ditentukan oleh logis-tidaknya dan ada-tidaknya
bukti empiris. Adapun filsafat pendidikan Islam adalah kumpulan teori pendidikan
Islam yang hanya dapat dipertanggung jawabkan secara logis dan belum tentu bisa
dibuktikan secara empiris.
Mengaitkan Islam dengan kategori
keilmuan, seperti dalam konsep pendidikan, menurut Mastuhu umumnya berhadapan
dengan pengertian Islam sebagai sesuatu yang final. Dalam kategori ini, Islam
dapat dilihat sebagai kekuatan iman dan taqwa, sesuatu yang sudah final.
Sedangkan katagori ilmu memiliki ciri khas berupa perubahan, perkembangan dan
tidak mengenal kebenaran absolut. Semua kebenarannya bersifat relatif (Mastuhu,
1999: 18).
Sebagai penutup, baik filsafat
ilmu, filsafat pendidikan dan khususnya lagi filsafat pendidikan Islam sangat
penting untuk dikaji, karena menurut Al-Shaybani setidaknya filsafat bagi
pendidikan memiliki beberapa kegunaan. Di antaranya: (1) Membantu para
perangcang kebijakan pendidikan dan orang-orang yang melaksanakannya
dalam suatu negara untuk membentuk pemikiran sehat terhadap proses pendidikan,
(2) Untuk membentuk asas yang dapat ditentukan pandangan pengkajian yang umum
dan yang khusus, (3) Sebagai asas terbaik untuk penilaian pendidikan dalam arti
yang menyeluruh, (4) Sandaran intelektual yang digunakan untuk membela tindakan
pendidikan, (5) Memberi corak dan pribadi khas dan istemewa sesuai dengan
prinsip dan nilai agama Islam (‘Umar Muhammad Al-Taumi Al-Shaybani, 1979:
30).***
BAHAN BACAAN
Lewis White Beck seperti dikutip
dalam The Liang Gie, 2010. Pengantar Filsafat Ilmu. Yogyakarta:
Liberty.
Noeng Muhadjir, 2006. Filsafat
Ilmu: Kualitatif dan Kuantitatif untuk Pengembangan Ilmu dan Penelitian.
Yogyakarta: Rake Sarasin.
Amsal Bachtiar, 2007. Filsafat
Ilmu. Jakarta: Rajawali Press.
Ahmad Tafsir, 2000. Ilmu
Pendidikan Islam dalam Perspektif Islam. Bandung: Remaja Rosda Karya.
Mastuhu, 1999. Memberdayakan
Sistem Pendidikan Islam. Jakarta: Logos Wacana Ilmu.
‘Umar Muhammad Al-Taumi
Al-Shaybani, 1979. Falsafah Pendidikan Islam, terj. Hasan Langgulung.
Jakarta: Bulan Bintang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar