WAWASAN KEILMUAN

Sabtu, 23 Maret 2013

berfikir bebas tanpa batas



BERFIKIR BEBAS TANPA BATAS
Salam “Cugito Ergo Sum” para intelektual muda,
Kuawali dengan salam yunani atau salam bahasa latin bukan maksud lebih mengedepankan bahasa latin dan bahasa ilmu untuk mengebelakangkan salam (assalamualaikum wr.wb). tetapa pada porsinya bahwa salam adalah mendoakan kita untuk selalu selamat dan dalam lindungan Allah SWT swt. Salam cogito ergo sum aku asumsikan dengan tema dan topic yang ku gali dari inti pemikiran muda ku tentang betapa indahnya berfikir bebas tanpa ada scut yang menghalangi kebebasan berfikir itu sendiri. Realitas yang ada bahwa masih ada, bahkan banyak pemisah yang menghantam, bukan hanya memisahkan tetapi sudah masuk dalam kategori menghantam kebebasan berfikir dimana sudah jelas bahwa ada jaminan kebebasan yang terusung dalam Al-Qur'an-qur’an surat pertama yang mengawali perkembangan revolusi kehidupan manusia yaitu surat Al -‘alaq ayat 1-5. Banyak yang mengartikan bahwa ayat ini adalah refrensi paling kuat berkembangnya ilmu dalam sejarah kehidupan manusia, tidak ada petunjuk yang lebih awal tentang kehidupan kecuali petunjuk membaca. Logika zaman dulu tidak memaparkan betapa pentingnya membaca, mereka bahkan mencemooh Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan Islam. Melalui ayat inilah Nabi Muhammad SAW yang begronnya adalah orang yang tidak tau membaca bisa memahami maksud dari ayat ini, bahhkan manfaat nya di masa beliau dan sesudah beliau. Ini artinya bahwa membaca dalam arti yang sebenarnya adalah memiliki esensi yang sangat luas. Bukan membaca secara harfiah saja, namun secara alamiyah juga bisa dijadikan refrensi bacaan. Bahkan dapat diperluas lagi dalam bahasan psikologi dunia alam bawah sadar manusia. Betapa dahsyatnya dunia berfikir yang di kaji melalui arwah membaca yang rohnya dapat merambat dan bahkan gentayangan ke seluruh alam dan ranah pemikiran syarf otak kita.
Kini bagaimana kita memberlakukan otak kita kearah yang kita inginkan. Mau di bekukan ataukah di encerkan. Mau di hukum atau di bebaskan. Dijelaskan dalam diskusi “pentingnya otak kita di tengah penyusupan pemikiran liberal” yang di adakan oleh unit kerja mahasiswa pengembangan intelektual stain Pamekasan.  Dalam salah satu pembahasannya bahwa keja otak tidak sama dengan computer secanggih apapun. Karena pemograman computer itu statis, sedangkan otak itu dinamis, dan bekerja secara otomatis. Pemikiran seburuk dan sesalah apapun adalah kodrat dari manusia yang psti tidak luput dari antara salah dan benar. Ini sudah paham manusiawi. Masalah pemikiran dan perbedaan pemikiran adalah hal yang biasa, mau itu liberal, komunis dan murtad pun tidak ada masalah. Yang penting semuanya ada pertanggung jawaban. Sebagai kaum Islam yang pernah jaya dalam bidang peradaban dan pemikiran kita seharusnya menyikapi hal pemikiran yang berkembang di jaman modern ini dengan pemikiran pula.
Sebagai pemikir Islam yang masi ada di pintu jendela pemikiran yang sempurna menanggapi kebebasan berfikir adalah sebuah fitrah yang sudah menjadi hak otak untuk melakukannya. Namun masish ada garansi (bukan scut/pemisah) yang harus di jadikan jaminan dari pemikiran kita yang seharussnya tidak jauh dari ayat Al-Qur'an-quran yang memberikan refrensi kuat pertama tentang jaminan dan anjuran berfikir. Tentunya kebebasab berfikir kita harus tergaransi dan meberikan garansi pada pembaca yang tidak melenceng dari refrensi awal yang membebaskan berfikir itu sendiri yaitu Al-Qur'an.
Bahwa Al-Qur'an adalah kalam yang maha menguasai pemikiran. Oleh karena itu sepatutnya kita berefrensi kepada yang mempunyai hal tersebut.
Firman Allah SWT dalam surat ke 17 al-isro’ ayat 60 :
وَإِذْ قُلْنَا لَكَ إِنَّ رَبَّكَ أَحَاطَ بِالنَّاسِ وَمَا جَعَلْنَا الرُّؤْيَا الَّتِي أَرَيْنَاكَ إِلا فِتْنَةً لِلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُونَةَ فِي الْقُرْآنِ وَنُخَوِّفُهُمْ فَمَا يَزِيدُهُمْ إِلا طُغْيَانًا كَبِيرًا
Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Qur'an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.

Dan banyak lagi penjelasan tentang ilmu yang di jadikan refrensi pemikiran manusia yang tertuang dalam 31 surat dalam Al-Qur'an-qur’an. Ini membuktikan bahwa berfikir dan pemikir itu sama dengan menjelajah Al-Qur'an. Karena apa- apa yang belum kita fikirkan sudah terfikirkan oleh Al-Qur'an, dan apa-apa yang telah kita fikirkan sudah pasti ada garansi dari Al-Qur'an yang semestinya garansi itu tidak disalah aturkan oleh otak kita.
Yang bisa membatasi pemikiran hanya Allah SWT dan yang tidak membatasi pemikiran hanya Allah SWT pula. Oleh karena itu jangan sekali-kali memikirkannya, karena pikirannmu adalah citaannya. Tidak mungkin hal yang dicipta bisa memikirkan hal lebih jauh penciptanya.
Berfikirlah ciptaannya, meskipun otak yang mengeluarkan pemikiran itu sendiri yang kamu fikirkan. Karena itu jauh lebih dahsyat dari pada kamu memikirkan Allah SWT yang maha menciptakan pemikiran itu.
SALAM “CUGITO ERGI SUM”
HD_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar