WAWASAN KEILMUAN

Minggu, 21 Oktober 2012

artikel bahasa indonesia untuk SMA dan SMP

MEMULYAKAN GURU BERARTI MENGUNDANG MANFAATNYA ILMU
            Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yg dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang (pengetahuan) . Semakin banyak pengetahuan semakin rendah hati seseorang. Orang yang berilmu senantiasa akan mendahulukan ilmu dan pemikirannya untuk menyaring setiap apa yang akan dia lakukan. Ilmu bisa mengubah masa yang gelap menjadi masa yang terang, masa yang penuh dangan kekhilafan menjadi masa yang penuh dengan kebenaran, masa yang dimana kehormatan belum diketahui menjadi masa yang sangat mengetahui betapa indahnya menghormati. Orang yang menghormati orang lain maka secara otomatis orang lain akan menghormatinya. Orang yang mudah menghormati seseorang senantiasa akan datang kehormatan kepadanya berkali lipat dari penghormatan yang dia lakukan kepada orang lain. Hal ini berlaku kepada ilmu, ilmu pengetahuan yang mencakup semuanya sangat haus akan penghormatan kepadanya, dan dia akan mempersembahkan kehormatan tersebut kepada seorang yang mempersembahkan ilmu tersebut kepada orang lain. Orang yang menyampaikan ilmu satu huruf sama halnya dia telah memiliki satu budak (bukan penghinaan) yang siap diapapun juga olehnya. Seperti halnya yang disampaikan oleh Sayyidina Ali r.a, beliau mengatakan bahwa beliau sangat menghormati guru yang telah memberikan beliau ilmu walaupun satu huruf, bahkan beliau rela dijadikan budak olehnya, rela di jual. Dalam sautu riwayat dijelaskan bahwa orang yang menyampaikan ilmu kepada orang lain tidak cukup olehnya dibayar oleh uang. Ini artinya bahwa ilmu sangat mahal harganya, bahkan jiwa sekalipun rela dibayarkan kepada orang yang memberi jiwa tersebut ilmu.    Ilmu sinar yang memancar kesetiap sudut kehidupan manusia. Karena ilmu, seseorang bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Bahkan bisa saya simpulkan dalam pandangan saya tentang ilmu ini, bahwa ilmu adalah alat yang super canggih yang bisa mengubah segalanya menjadi bisa mungkin terjadi. Dalam Qs. Al – isra’ ayat : 60 Allah berfirman “ Dan (ingatlah), ketika Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya ( Imu ) Tuhanmu meliputi segala manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu yang terkutuk dalam Al Qur'an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.”  Bahkan Allah memberikan penghormatan kepada orang yang berilmu, dalam firmannya yang berbunyi : yar fa’illa hulladzii na aamanu minkum walladziina uutul ‘ilma darajat. Ini mengindikasikan bahwa ada tempat yang khusus bagi sinar/nur cahaya orang yang berilmu ini.
            Bebicara tentang ilmu saya kira cukup pantas kita menyelipkan tempat dan ruang kepada guru yang telah memberikan sebercak bahkan segudang ilmu kepada kita, betapa mulya dan kayanya guru yang telah memberikan sejuta huruf  bahkan pemahaman kepada kita tentang apa yang tidak kita ketahui sebelumnya. Betapa berat mereka mengemban amanah dari orang tua kita untuk menjadikan kita orang yang berguna. Sekarang apa yang bisa kita lakukan kepada beliau ?. tiada lain, selain penghormatan kepada beliau sebagaimana penghormatan yang diberikan oleh ilmu kepadanya. Hal ini akan memberikan dampak yang luar biasa kepada kita. Bahkan alur hidup kita akan digantungkan kepada ilmu yang beliau berikan kepada kita. Ilmu itu sinar yang siapa saja bisa mendapatkannya. Sama halnya sinar mentari pagi yang menyinari seluruh yang ada di bumi ini, sekarang terserah siapa aja yang ingin mendapatkannya. Ada yang mendapatkan sinar tersebut dengan keluar rumah dan lari pagi, ada yang sengaja berjemur untuk bisa langsung mendapatkan sinar mentari tersebut, ada juga yang hanya membuka jendela kamarnya. Hal itu sama dengan ilmu, siapa saja bisa dan boleh mendapatkannya. Ada yang belajar serius, ada yang melalui kursus, ada yang pergi ke sekolah, ada yang mendapatkannya secara otodidag, bahkan ada juga yang hanya mendengarkan nasehat-nasehat keilmuan. Jadi ilmu itu bisa di dapat dimana saja dan kapan saja. Namun berokahnya ilmu sehingga ilmu itu memberikan dampak yang amat baik terhadap alur kehidupan kita sangat sulit untuk dilakukan, ilmu bisa saja masuk dalam pikiran kita, tetapi belum tentu masuk dalam jiwa dan raga kita bahkan dalam kehidupan kita.
Ilmu yang bermanfaat akan memberikan kontribusi dan campur tangan dalam arah hidup yang kita jalani dalam dunia bahkan memberikan petunjuk kepada kita didalam menemukan jalan menuju jalan akhirat. Ilmu yang barokah dan manfaat secara eksplisit hanya bisa kita dapatkan dari guru kita. Karena beliaulah yang mendapatkan penghormatan dari ilmu itu sendiri. Maka secara otomatis beliau akan menyalurkan sinar barokahnya ilmu tersebut kepada orang (murid)  yang menghormati beliau, seperti halnya penghormatan otomatis yang diberikan ilmu kepada beliau. Hal ini telah aku rasakan dalam hidup dan karier pendidikan yang kini aku alami. Penghormatan terhadap guru telah mengakar dalam prinsip saya. Seburuk-buruknya guru yang telah memberikan kita ilmu walau sebercak ataupun sehuruf pasti ada berokah yang terkandung dalam diri mereka. Kerena seperti yang telah aku tulis sebelumnya bahwa ilmu telah menghormati dan memberikan penghormatan kepada beliau. Apalagi didukung oleh pernyataan sahabat Nabi yang dianggap oleh beliau sebagai pintunya ilmu tentang pentingnya penghormatan kepada guru yang memberikan pengetahuan kepada kita. Ini semakin meyakinkan saya untuk mempertajam prinsip keilmuan saya tentang penghormatan terhadap guru. Makanya dalam artikel ini saya tuliskan dengan judul “Memulyakan Guru Berarti Mengundang Manfaatnya Ilmu”. Ini saya tulis agar bisa menjadi referensi kepada kita bahwa penghormatan terhadap guru itu sangatlah penting. Di zaman yang serba tekhnologi ini sudah banyak orang yang melupakan hal ini. Sehingga banyak orang pintar yang hanya bisa membodohi orang lain. Karena mereka hanya mencari ilmunya, bukan barokah dari ilmu tersebut. Ilmu itu semakin dicari semakin kurang dan mengahauskan kita untuk mencarinya. Sehingga dimanapun kita bisa mendapatkannya. Namun barokah tidak demikian. Bahkan Kiai muda yang sekarang menjadi Rector/ Ketua di STAI AL-KHAIRAT (KH. TOHIR), pernah mengatakan dalam pidatonya bahwa ilmu itu adalah casing, dan barokah adalah mesinnya. Saya sepakat dengan penadapat beliau bahwa ilmu itu adalah luarnya dari system pengetahuan, dan barokahnya adalah dalamnya dari system pengetahuan, dan ini adalah yang menyokong keberhasilan hidup. Dan ini sudah sangat kita temuai di jaman seperti  jaman yang amburadul ini. Jaman yang bertolah belakang dengan majunya ilmu pengetahuan, dimana ilmu pengethuan mengalami extra kemajuan,namun degradasi akhlak dan tingkah laku sangatlah extrim pula.
            Sekian dari saya semoga menjadi sebercak pengetahuan bagi kita. Sehingga kita bisa mengakarkan sebercak ini menjadi sebening pengetahuan yang nantinya akan membawa kita kepada barokahnya ilmu, dan menyalurkan barokah tersebut kepada kehidupan masa depan kita nanti./blog abdulhdielyamani.
                                                                                   


Pamekasan, 17 Oktober 2012 
                                                                                                                            Penulis, AbdulHadi                                                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar