BERFIKIR BEBAS
TANPA BATAS
Salam “Cugito Ergo Sum” para
intelektual muda,
Kuawali
dengan salam yunani atau salam bahasa latin bukan maksud lebih mengedepankan
bahasa latin dan bahasa ilmu untuk mengebelakangkan salam (assalamualaikum
wr.wb). tetapa pada porsinya bahwa salam adalah mendoakan kita untuk selalu
selamat dan dalam lindungan Allah SWT swt. Salam cogito ergo sum aku asumsikan
dengan tema dan topic yang ku gali dari inti pemikiran muda ku tentang betapa
indahnya berfikir bebas tanpa ada scut yang menghalangi kebebasan berfikir itu
sendiri. Realitas yang ada bahwa masih ada, bahkan banyak pemisah yang
menghantam, bukan hanya memisahkan tetapi sudah masuk dalam kategori menghantam
kebebasan berfikir dimana sudah jelas bahwa ada jaminan kebebasan yang terusung
dalam Al-Qur'an-qur’an surat pertama yang mengawali perkembangan revolusi
kehidupan manusia yaitu surat Al -‘alaq ayat 1-5. Banyak yang mengartikan bahwa
ayat ini adalah refrensi paling kuat berkembangnya ilmu dalam sejarah kehidupan
manusia, tidak ada petunjuk yang lebih awal tentang kehidupan kecuali petunjuk
membaca. Logika zaman dulu tidak memaparkan betapa pentingnya membaca, mereka
bahkan mencemooh Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan Islam. Melalui ayat inilah
Nabi Muhammad SAW yang begronnya adalah orang yang tidak tau membaca bisa
memahami maksud dari ayat ini, bahhkan manfaat nya di masa beliau dan sesudah
beliau. Ini artinya bahwa membaca dalam arti yang sebenarnya adalah memiliki
esensi yang sangat luas. Bukan membaca secara harfiah saja, namun secara
alamiyah juga bisa dijadikan refrensi bacaan. Bahkan dapat diperluas lagi dalam
bahasan psikologi dunia alam bawah sadar manusia. Betapa dahsyatnya dunia
berfikir yang di kaji melalui arwah membaca yang rohnya dapat merambat dan
bahkan gentayangan ke seluruh alam dan ranah pemikiran syarf otak kita.
Kini
bagaimana kita memberlakukan otak kita kearah yang kita inginkan. Mau di
bekukan ataukah di encerkan. Mau di hukum atau di bebaskan. Dijelaskan dalam
diskusi “pentingnya otak kita di tengah penyusupan pemikiran liberal” yang di
adakan oleh unit kerja mahasiswa pengembangan intelektual stain Pamekasan. Dalam salah satu pembahasannya bahwa keja
otak tidak sama dengan computer secanggih apapun. Karena pemograman computer
itu statis, sedangkan otak itu dinamis, dan bekerja secara otomatis. Pemikiran
seburuk dan sesalah apapun adalah kodrat dari manusia yang psti tidak luput
dari antara salah dan benar. Ini sudah paham manusiawi. Masalah pemikiran dan
perbedaan pemikiran adalah hal yang biasa, mau itu liberal, komunis dan murtad
pun tidak ada masalah. Yang penting semuanya ada pertanggung jawaban. Sebagai
kaum Islam yang pernah jaya dalam bidang peradaban dan pemikiran kita
seharusnya menyikapi hal pemikiran yang berkembang di jaman modern ini dengan
pemikiran pula.
Sebagai pemikir Islam yang masi ada
di pintu jendela pemikiran yang sempurna menanggapi kebebasan berfikir adalah
sebuah fitrah yang sudah menjadi hak otak untuk melakukannya. Namun masish ada
garansi (bukan scut/pemisah) yang harus di jadikan jaminan dari pemikiran kita
yang seharussnya tidak jauh dari ayat Al-Qur'an-quran yang memberikan refrensi
kuat pertama tentang jaminan dan anjuran berfikir. Tentunya kebebasab berfikir
kita harus tergaransi dan meberikan garansi pada pembaca yang tidak melenceng
dari refrensi awal yang membebaskan berfikir itu sendiri yaitu Al-Qur'an.
Bahwa
Al-Qur'an adalah kalam yang maha menguasai pemikiran. Oleh karena itu
sepatutnya kita berefrensi kepada yang mempunyai hal tersebut.
Firman Allah SWT dalam surat ke 17
al-isro’ ayat 60 :
وَإِذْ قُلْنَا لَكَ
إِنَّ رَبَّكَ أَحَاطَ بِالنَّاسِ وَمَا جَعَلْنَا الرُّؤْيَا الَّتِي
أَرَيْنَاكَ إِلا فِتْنَةً لِلنَّاسِ وَالشَّجَرَةَ الْمَلْعُونَةَ فِي
الْقُرْآنِ وَنُخَوِّفُهُمْ فَمَا يَزِيدُهُمْ إِلا طُغْيَانًا كَبِيرًا
|
Dan (ingatlah), ketika
Kami wahyukan kepadamu: "Sesungguhnya (ilmu) Tuhanmu meliputi segala
manusia". Dan Kami tidak menjadikan mimpi yang telah Kami perlihatkan
kepadamu, melainkan sebagai ujian bagi manusia dan (begitu pula) pohon kayu
yang terkutuk dalam Al Qur'an. Dan Kami menakut-nakuti mereka, tetapi yang
demikian itu hanyalah menambah besar kedurhakaan mereka.
|
Dan
banyak lagi penjelasan tentang ilmu yang di jadikan refrensi pemikiran manusia
yang tertuang dalam 31 surat dalam Al-Qur'an-qur’an. Ini membuktikan bahwa
berfikir dan pemikir itu sama dengan menjelajah Al-Qur'an. Karena apa- apa yang
belum kita fikirkan sudah terfikirkan oleh Al-Qur'an, dan apa-apa yang telah
kita fikirkan sudah pasti ada garansi dari Al-Qur'an yang semestinya garansi
itu tidak disalah aturkan oleh otak kita.
Yang
bisa membatasi pemikiran hanya Allah SWT dan yang tidak membatasi pemikiran
hanya Allah SWT pula. Oleh karena itu jangan sekali-kali memikirkannya, karena
pikirannmu adalah citaannya. Tidak mungkin hal yang dicipta bisa memikirkan hal
lebih jauh penciptanya.
Berfikirlah
ciptaannya, meskipun otak yang mengeluarkan pemikiran itu sendiri yang kamu
fikirkan. Karena itu jauh lebih dahsyat dari pada kamu memikirkan Allah SWT
yang maha menciptakan pemikiran itu.
SALAM “CUGITO ERGI SUM”
HD_
Tidak ada komentar:
Posting Komentar